Selamat Datang di situs Karya Andalas Logistik!

Kamis, 27 September 2012

Pertumbuhan Industri Tekstil dan Produk Tekstil Melambat

Pertumbuhan industri tekstil dan produk tekstil (TPT) diperkirakan akan melambat pada tahun 2012 ini. Salah satu penyebabnya ialah melemahnya ekspor yang disebabkan lemahnya perekonomian di Eropa.

Permintaan TPT dunia menurun hingga 11% di tahun ini. Direktur Industri Tekstil dan Aneka Ditjen Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Ramon Bangun mengatakan tidak hanya faktor eksternal yang mempengaruhi perlambatan industri TPT ini. Tapi, ada juga faktor internal.  Menurutnya, adanya peraturan Menteri Keuangan tentang fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor (KITE) berdampak negatif terhadap pertumbuhan industri TPT.



Peraturan itu disebut menyulitkan pelaku industri dalam melakukan ekspor. Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Ade Sudrajat Usman menjelaskan, pihaknya mendesak restitusi pada perusahaan yang memperoleh fasilitas KITE dipercepat. " Ekspor turun lebih banyak karena itu. Kami harus bayar pajak di muka dan pabrik kesulitan. Meskipun ada restitusi, tapi pengembaliaannya tidak bisa cepat", paparnya.

Menurutnya, hal tersebut bisa saja menyebabkan terjadinya pengurangan karyawan di sektor tekstil. Ade memperkirakan, ada sekitar 60.000 tenaga kerja telah diberhentikan oleh 600 perusahaan yang memperoleh fasilitas KITE.

Persyaratan untuk restitusi dinilai terlalu tinggi. "Pajak pertambahan nilai (PPN) tidak bisa ditangguhkan, dan harus dibayar terlebih dahulu. Proses Restitusi tidak berjalan dengan semestinya. Hanya ada satu dari 1.000 perusahaan yang bisa restitusi. Proses tersebut tidak berada di Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, melainkan di Direktorat Jenderal Pajak", jelasnya.

Beberapa waktu lalu, Kemenperin telah melakukan dialog dengan pengusaha garmen yang menjadi eksportir. Namun, persoalan itu masih belum mencapai solusi yang efektif.

Ramon  mengatakan bahwa kenaikan tarif listrik juga bakal berdampak terhadap pertumbuhan industri TPT. Dia berharap kenaikan tersebut bisa ditunda hingga setidaknya sampai kondisi di Eropa dan permintaan dunia pulih.

source: www.seputar-indonesia.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar